Dalam upaya menjaga lingkungan dari ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Polsek Betara Polres Tanjab Barat turun tangan dengan melakukan pengecekan titik panas api dan pelaksanaan penanggulangan karhutla di wilayah Kepolisian Resor (Polres) Tanjab Barat.
Pada hari Senin, 22 Juli 2024 pukul 17.00 Wib, Satgas Karhutla yang dipimpin oleh Kapolsek Betara AKP EDI PURNAWAN, S.H. serta masyarakat peduli api (MPA) bersatu padu dalam melakukan pemadaman dan penanggulangan karhutla di Betara 10 Dusun Kampung Tengah Desa Pematang Lumut Kecamatan Betara Kab. Tanjab Barat (Lokasi Konservasi PT. WKS Distrik 2)
Kapolres Tanjab Barat AKBP AGUNG BASUKI, S.I.K., M.M. melalui Kapolsek Betara AKP EDI PURNAWAN, S.H. luas lahan yang terbakar mencapai -+1,5 hektar, jenis tahah adalah gambut. Titik koordinat kebakaran terletak di koordinat
- 08106 S
- 103 0229 E
“Dalam upaya pemadaman, kami melakukannya bersama berbagai instansi, Koramil, Polsek Betara, Manggala Agni, Babinsa, Masyarakat Peduli Api (MPA), RPK, TRC, Tim WKS, Perangkat desa serta masyarakat,” ungkap Kapolsek.
“Hingga saat ini, telah berhasil dilakukan Groundcheck serta upaya pemadaman Kebakaran pada titik api kebakaran. Namun, penyebab pasti kebakaran tersebut masih dalam tahap penyelidikan,” lanjutnya.
Situasi saat ini api telah berhasil dilakukan pemadaman, dan yang tersisa adalah sisa asap bekas lahan yang terbakar. Dalam rencana tindak lanjut, Polres Betara berkomitmen untuk memastikan bahwa wilayah tersebut aman dengan mengoptimalkan potensi masyarakat yang tersedia.
Pihak kepolisian juga akan memberikan imbauan kepada masyarakat setempat untuk tidak membuka lahan dengan membakar, mengingat asap yang dihasilkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti penyakit pernafasan.
Kapolsek Betara menjelaskan bahwa beberapa faktor, seperti cuaca panas dan kurangnya curah hujan di wilayah tersebut, telah memicu kekeringan daun dan ranting, dapat berpotensi meningkatkan risiko karhutla.
“Selain itu, penyebab karhutla yang lain juga dapat disebabkan oleh cuaca panas dan kemungkinan percikan api dari perilaku masyarakat yang membuang puntung rokok atau bahkan ada unsur kesengajaan membakar lahan untuk berladang,” pungkasnya.
Dengan kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat peduli api, upaya penanggulangan karhutla ini diharapkan dapat meminimalkan risiko kebakaran hutan dan lahan di wilayah Tanjab Barat khususnya wilayah Betara.
Posting Komentar